PANDUAN MENGGAPAI LAILATUL QODAR

MuqadimahSesudah disyariatkannya ibadah shaum, dan agar umat Islam dapat merealisasikan nilai taqwa, Allah SWT melengkapi nikmat-Nya dengan memberikan adanya “Lailat al qodr”. Allah berfirman : ” Sesungguhnya Kami telah menurunkan Al-Qur’an pada ” Lailat al qodr”. Tahukah kalian apakah ” Lailat al qodr” ?. Itulah malam yang lebih utama dari pada seribu bulan” (QS. Al Qodr : 1-3)

Keutamaan Lailat al Qodr

Ayat yang dikutip di atas jelas menunjukkan nilai utama dari ” Lailat al qodr”. Mengomentari ayat di atas Anas bin Malik ra menyebutkan bahwa yang dimaksud dengan keutamaan disitu adalah bahwa amal ibadah seperti shalat, tilawah al-Qur’an, dan dzikir serta amal sosial (seperti shodaqoh dana zakat), yang dilakukan pada malam itu lebih baik dibandingkan amal serupa selama seribu bulan (tentu di luar malam lailat al qodr sendiri). Dalam riwayat lain Anas bin Malik juga menyampaikan keterangan Rasulullah SAW bahwa sesungguhnya Allah mengkaruniakan ” Lailat al qodr” untuk umatku, dan tidak memberikannya kepada umat-umat sebelumnya.

Sementara berkenaan dengan ayat 4 surat al qodr, Abdullah bin Abbas ra menyampaikan sabda Rasulullah bahwa pada saat terjadinya lailat al qodr, para malaikat turun kebumi menghampiri hamba-hamba Allah yang sedang qiyam al lail, atau melakukan dzikir, para malaikat mengucapkan salam kepada mereka. Pada malam itu pintu-pintu langit dibuka, dan Allah menerima taubat dari para hambaNya yang bertaubat. Dalam riwayat Abu Hurairah ra, seperti dilaporkan oleh Bukhori, Muslim dan al Baihaqi, Rasulullah SAW juga pernah menyampaikan , “barangsiapa melakukan qiyam ( shalat malam) pada lailat al qodr, atas dasar iman serta semata-mata mencari keridloan Allah, maka Allah akan mengampuni dosa-dosa yang pernah dilakukannya”. Demikian banyaknya keutamaan lailat al qodr, sehingga Ibnu Abi Syaibah pernah menyampaikan ungkapan al Hasan al Bashri, katanya : ” Saya tidak pernah tahu adanya hari atau malam yang lebih utama dari malam yang lainnya, kecuali ‘ Lailat al qodr’, karena lailat al qodr lebih utama dari (amalan) seribu bulan”.

Hukum “Menggapai” Lailat al Qodr.

Memperhatikan pada arahan (taujih) Rasulullah SAW, serta contoh yang beliau tampilkan dalam upaya “menggapai” lailat al qodr, dalam hal ini misalnya Umar pernah menyampaikan sabda Rasulullah SAW : ” Barangsiapa mencari lailat al qodr, hendaknya ia mencarinya pada malam kedua puluh tujuh” (HR. Ahmad). Maka para ulama’ berkesimpulan bahwa berupaya menggapai lailat al qodr hukumnya sunnah. IV. Kapankah terjadinya Lailat al Qodr Sesuai dengan firman Allah pada awal surat Al Qodr, serta pada ayat 185 surat Al Baqoroh, dan hadits Rasulullah SAW. Maka para ulama’ bersepakat bahwa ” Lailat al qodr” terjadi pada malam bulan Ramadhan. Bahkan seperti diriwayatkan oleh Ibnu Umar, Abu Dzar, dan Abu Hurairah, lailat al qodr bukannya sekali terjadi pada masa Rasulullah SAW saja, malainkan ia terus berlangsung pada setiap bulan Ramadhan untuk mashlahat umat Muhammad, sampai terjadinya hari qiyamat. Adapun tentang penentuan kapan persis terjadinya lailat al qodr, para ulama berbeda pendapat disebabkan beragamnya informasi hadits Rasulullah, serta pemahaman para shahabat tentang hal tersebut.

Sebagaimana tersebut dibawah ini :

  1.. Lailat al qodr terjadi pada malam 17 Ramadhan, malam diturunkannya Al Qur’an. Hal ini disampaikan oleh Zaid bin Arqom, dan Abdullah bin Zubair ra. (HR. Ibnu Abi Syaibah, Baihaqi dan Bukhori dalam tarikh).

  2.. Lailat al qodr terjadi pada malam-malam ganjil disepuluh hari terakhir bulan Ramadhan. Diriwayatkan oleh Aisyah dari sabda Rasululah SAW: “Carilah lailat al qodr pada malam-malam ganjil disepuluh hari terakhir bulan Ramadhan” (HR. Bukhori, Muslim dan Baihaqi)

  3.. Lailat al qodr terjadi pada malam tanggal 21 Ramadhan, berdasarkan hadits riwayat Abi Said al Khudri yang dilaporkan oleh Bukhori dan Muslim.

  4.. Lailat al qodr terjadi pada malam tanggal 23 bulan Ramadhan, berdasarkan hadits riwayat Abdullah bin Unais al Juhany, seperti dilaporkan oleh Bukhori dan Muslim.

  5.. Lailat al qodr terjadi pada malam tanggal 27 bulan Ramadhan, berdasarkan hadits riwayat Ibnu Umar, seperti dikutip oleh Ahmad. Dan seperti diriwayatkan oleh Ibnu Abi Syaibah, bahwa Umar bin al Khoththob, Hudzaifah serta sekumpulan besar shahabat, yakin bahwa lailat al qodr terjadi pada malam 27 bulan Ramadhan. Rasulullah SAW seperti diriwayatkan oleh Ibnu Abbas, juga pernah menyampaikan kepada shahabat yang telah tua dan lemah tak mampu qiyam berlama-lama dan meminta nasehat kepada beliau kapan ia bisa mendapatkan lailat al qodr, Rasulullah SAW kemudian menasehati agar ia mencarinya pada malam ke 27 bulan Ramadhan (HR. Thabroni dan Baihaqi).

  6.. Seperti difahami dari riwayat Ibnu Umar dan Abi Bakrah yang dilaporkan oleh Bukhori dan Muslim, terjadinya lailat al qodr mungkin berpindah-pindah pada malam-malam ganjil sepanjang sepuluh hari terakhir bulan Ramadhan. Sesuai dengan informasi terakhir ini, dan karena langka dan pentingnya lailat al qodr, maka selayaknya setiap muslim berupaya selalu mendapatkan lailat al qodr pada sepanjang sepuluh hari terakhir bulan Ramadhan.

Tanda-tanda terjadinya Lailat al qodr

Seperti diriwayatkan Oleh Imam Muslim, Ahmad, Abu Daud dan Tirmidzi, bahwa Rasulullah SAW pernah bersabda: ” Pada saat terjadinya lailat al qodr itu, malam terasa jernih, terang, tenang, cuaca sejuk tidak terasa panas tidak juga dingin. Dan pada pagi harinya matahari terbit dengan jernih terang benderang tanpa tertutup sesuatu awan”.

Apa yang perlu dilakukan pada lailat al qodr dan agar dapat menggapai lailat al qodr

  1.. Lebih bersungguh-sungguh dalam menjalankan semua bentuk ibadah pada hari-hari Ramadhan, menjauhkan diri dari semua hal yang dapat mengurangi keseriusan beribadah pada hari-hari itu. Dalam peribadatan ini juga dengan mengikutsertakan keluarga. Hal itulah yang dahulu dicontohkan Rasulullah SAW.

  2.. Melakukan i’tikaf dengan berupaya sekuat tenaga. Itulah yang dilakukan oleh Rasulullah SAW.

  3.. Melakukan qiyamu al lail berjama’ah, sampai dengan rekaat terakhir yang dilakukan imam, sebagaimana diriwayatkan oleh Abu Dzar ra.

  4.. Memperbanyak do’a memohon ampunan dan keselamatan kepada Allah dengan lafal : “Allahumma innaka ‘afuwun tuhibul afwa fa’fu ‘anni”. Hal inilah yang diajarkan oleh Rasulullah SAW kepada Aisyah ra ketika beliau bertanya : ‘ wahai Rasulullah, bila aku ketahui kedatangan lailat al qodr, apa yang mesti aku ucapkan”? (HR. Ahmad, Ibnu Majah dan Tirmidzi)

Menggapai ” Lailat al qodr” bagi Muslimah

Sebagaimana tersirat dari dialog Rasulullah SAW dengan Aisyah, istri beliau itu, maka mudah disimpulkan bahwa kaum muslimah-pun disyari’atkan dan diperbolehkan menggapai lailat al qodr . Dengan melakukan maksimalisasi ibadah yang memang diperbolehkan untuk dilakukan seorang muslimah. VIII. Khotimah Demikian panduan ringkas ini, mudah-mudahan pada bulan Ramadhan tahun ini Allah memperkenankan kita meraih ” Lailat al qodr”, malam yang utama dari 1000 bulan alias 83 tahun itu.

The Indonesian Muslim Student Association of North America

4311 Minnesota Avenue, St. Louis, MO 63111, U.S.A.

Phone: (314) 752-9616

http://www.imsa.nu

38 thoughts on “PANDUAN MENGGAPAI LAILATUL QODAR

  1. Kenapa yach aku ko ngerasa ramadhan kali ini cepeeet banget? kerasa beda ma yang taon lalu.
    sepertinya baru kemarin puasa hari 1, eeh…sekarang udah maleman?!
    anyway, salah satu ciri malam lailatul qodr, pada siang hari langit berwarna agak pucat dan tidak begitu panas, aku sempat banget ngerasa hal itu, kerasa ada dorongan dari dalam hati gitu, jadi ga’ asal kerasa.
    semoga kita masih berjumpa Ramadhan taon depan. Amiin

  2. lailatul qodar itu hakikatnya adalah turunnya cahaya Allah kepada hamba Nya yang sedang ber i’tikaf dengan mempuasakan tangan, kaki, mulut, hidung,mata, telinga dari nafsu-nafsu dunia. cahaya lailatul qodar itu akan bersinar memancar dari dalam qolbu orang mukmin. lailatul qodar bisa kita lihat secara nyata oleh mata batin setelah mampu melakukan 10 aksi untuk mengeluarkan jiwa dari kegelapan menuju cahaya makrifat, itulah makna lailatul qodar akan datang pada 10 malan bulan ramdhan. lailatul qodar akan diturunkan oleh Allah kapan dan dimanapun kita berada asal ada kemauan untuk bertemu dengan Nya. Janganlah kita menunggu ramadhan tahun depan hendaknya kita ramadhan kan setiap gerak langkah kita setiap hari untuk menggapai lailatul qodar setiap hari.

    • Amin,,moga yg anda ingnkn trwjd.bnyk2 ibdh biarpun bkn bln ramadhan,coz laillatul qodar tdk hnya dtng pd bln ramadhan,akn ttpi bisa dtng d bln2 lain.

  3. kita manusia yang lemah dan banyak dosa ingin mengapai Lailatul Qodr, pada malam itu semua doa dikabulkan, mari tiap malam kita berdoa yang baik-baik, (buang semua pikiran kotor) semoga atas izinNya tiap tahun kalau bisa kita menggapai malam seribu bulan, amin.

  4. tentang lailatul qadar ,qiyamulail dan ibadah yang lain nya dari awal sampai ahir romadhon dan juga setelah romadhon terus kita lakukan , insya ALLAH ,akan mendapatkan malam lailatul qadar

  5. LAILATUL QODR, BUKAN MALAMNYA YANG BERDERAJAD SERIBU

    BULAN

    Sebagian besar umat Islam memiliki kepercayaan,

    bahwa pada sepuluh akhir bulan Ramadhan, di hari

    yang ganjil, turun malaikat dan ruh ke alam dunia di

    malam hari sampai terbit fajar sebagai rakhmat bagi

    mereka yang berpuasa dan tidak tidur dengan

    memberikan derajad 1000 bulan = 30.000 hari,

    kepercayaan itu bersandar pada teks al-Qur’an surat

    al-Qodr ayat 1 sampai 5. Oleh karena itu umat Islam

    pada malam akhir Ramadhan, melakukan I’tikaf di

    masjid (semalam suntuk tidak tidur/melekan untuk

    beribadah, red). Ada yang sampai melakukan cuti

    kerja, semata-mata mendapatkan pahala 1000 bulan.

    Kuatnya dorongan I’tikaf itu karena ada yang

    mematematiskan derajad 1000 bulan dengan sistem

    kelipatan. Orang yang mendapatkan lailatul qadr saat

    sholat tahajud, sama dengan dilakukan diluar hari

    itu selama 1000 bulan atau 30.000 hari atau 83 tahun

    4 bulan, demikian juga orang yang melakukan

    kebaikan-kebaikan pada hari itu senantiasa

    mendapatkan kelipatan 83 tahun 4 bulan. Sehingga

    setiap malam-malam ganjil masjid-masjid di malam

    hari layaknya seperti pasar malam. Dalam beberapa

    hadist juga memberitahukan bahwa Rasul dan sahabat-

    sahabatnya, pada hari-hari tersebut juga melakukan

    I’tikaf.

    KOREKSI

    Surat Al Qodr yang dijadikan landasan pemikiran

    diatas, menurut pendapat penulis akibat keliru

    menafsirkannya. Isi surat tersebut lengkapnya

    sebagai berikut : (diterjemahkan oleh Departemen

    Agama sebagai berikut)

    1. Sesungguhnya Kami telah menurunkannya (al-

    Qur’an) pada malam kemuliaan.
    2. Dan tahukah kamu apakah malam kemuliaan itu?
    3. Malam kemuliaan itu lebih baik dari seribu

    bulan.
    4. Pada malam itu turun malaikat dan malaikat

    Jibril dengan izin Tuhannya untuk mengatur segala

    urusan.
    5. Malam itu (penuh) kesejahteraan sampai terbit

    fajar.

    Kalau dilihat secara sekilas dari terjemahan teks

    tersebut, sepertinya tidak ada permasalahan dengan

    aqidah diatas, tapi bila diperhatikan dengan seksama

    ada beberapa kejanggalan, diantaranya ialah :

    1. Menafsirkan kata ganti Hu/nya dengan al-Qur’

    an.
    2. Hilangnya pokok bahasan dalam hal ini kata

    ganti HU atau NYA pada ayat 2 dan 3. sehingga yang

    menjadi obyek pembahasan ayat 2 dan 3 ialah lailatul

    qodr atau malam kemuliaan akibatnya, yang berderajad

    1000 bulan bukan yang diturunkan melainkan malam

    qodrnya.

    Dalam suatu riwayat dikemukakan bahwa Rasulullah SAW

    pernah menyebut-nyebut seorang Bani Israil yang

    berjuang di jalan Allah menggunakan senjatanya

    selama 1000 bulan terus menerus. Kaum muslimun

    mengagumi perjuangan orang tersebut. Maka Allah

    menurunkan surat Al Qodr bahwa satu malam lailatul

    qodr (yang diturunkan Allah pada malam lailatul

    qodr) lebih baik dari perjuangan Bani Israil selama

    1000 bulan. Diriwayatkan oleh Ibnu Abi Hatim dan Al

    Wahidi yang bersumber dari mujahid.

    Saya melihat dibalik kekaguman kaum muslimun

    terhadap tokoh yang dikisahkan nabi, ada seberkas

    keresahan, bahwa mereka tidak akan dapat menandingi

    mereka dalam mendapatkan amal sholeh, karena usia

    mereka rata-rata 60 tahun sedangkan umat terdahulu

    umumnya ada yang seribu tahun, lalu Allah memberikan

    petunjuk yang tertulis pada surat Al Qodr, apabila

    mereka mau melaksanakan instruksi surat Al Qodr,

    niscaya yang dilakukan mereka lebih baik dari 1000

    bulan. Seolah ketika umat Islam bertanya kepada Nabi

    “Wahai Nabi bagaimana kita mampu menyamai amalan

    umat terdahulu yang berumur panjang?” Allah menjawab

    dalam surat al-Qadr ayat 1, “Sesungguhnya aku telah

    menurunkannya pada malam kemulyaan” atau kalau

    diterjemahkan bebas, “ Lho sebenarnya tentang itukan

    aku telah menurunkannya, pada malam qodr.”

    Lalu apakah inti petunjuk tersebut? Yaitu

    melaksanakan sesuatu yang diturunkan Allah pada

    malam Lailatul Qodr tersebut. Malam yang mana yang

    disebut malam lailatul Qodar dalam surat itu? Dan

    apa yang diturunkan malam tersebut? Malam Lailatul

    Qodar dijelaskan dalam al-Qur’an pada surat Al Qodr

    1-5, dan Surat Ad Dukhaan ayat 1-6 :

    1. Haa Miim.

    2. Demi Kitab (Al Qur’an) yang menjelaskan,

    3. sesungguhnya Kami menurunkannya pada suatu malam

    yang diberkahi dan sesungguhnya Kami-lah yang

    memberi peringatan.

    4. Pada malam itu dijelaskan segala urusan yang

    penuh hikmah,

    5. (yaitu) urusan yang besar dari sisi Kami.

    Sesungguhnya Kami adalah Yang mengutus rasul-rasul,

    6. sebagai rahmat dari Tuhanmu. Sesungguhnya Dialah

    Yang Maha Mendengar lagi Maha Mengetahui,

    Dari gambaran dua surat di atas jelas yang dimaksud

    malam Lailatul Qodar adalah malam diangkatnya Rasul

    baru membawa Risalah baru pengganti dan penyempurna

    Rasul dan Risalah terdahulu. Karenanya menurut Dr.

    M. Quraish Shihab, malam Lailatul Qodar juga disebut

    malam penetapan. (qodar = ketetapan). Pada malam itu

    malaikat-malaikat dan malaikat Jibril turun ke Bumi

    untuk menyelesaikan urusan yang besar yaitu

    pelantikan seorang rasul akhir jaman dengan 5 ayat

    Surat al-Alaq (1-5) sebagai risalah pembuka.

    Semua Ulama’ sepakat bahwa wahyu pertama yang

    diturunkan Allah ialah SURAT AL ALAQ ayat 1 – 5.

    Jadi kata hu pada surat Al Qodr ayat 1 bukan al-

    Quran secara umum seperti yang diterjemahkan oleh

    Departemen Agama, melainkan surat Al Alaq.

    Pada ayat kedua surat al-Qodar, Allah memberikan

    rangsangan berpikir, tahukah kamu apakah potensi

    yang diturunkan pada malam lailatul qodr itu? Lalu

    Allah memberitahukan bahwa potensi surat Al Alaq

    yang diturunkan pada malam lailatul qodr itu lebih

    baik dari 1000 bulan.

    Terjemahan departemen agama, tidak memasukkan pokok

    pembahasan dalam hal ini ialah surat Al Alaq pada

    ayat kedua dan ketiga, akibatnya yang menjadi inti

    pembahasan ialah MALAM LAILATUL QODRNYA, padahal

    malam lailatul qodr pada ayat 1, merupakan

    penjelasan bukan pokok pembahasan, kekeliruan ini

    mendorong umat Islam tidak menggali surat Al Alaq

    melainkan menggali apa malam lailatul qodr itu, lalu

    ditafsirkan seperti pemahaman diatas, malaikat turun

    dari langit pada akhir bulan Ramadhan dengan

    mengabsen orang yang tidak tidur untuk dilipatkan

    pahalanya.

    RELEVANSI SURAT AL ALAQ

    Potensi surat Al Alaq sebagai pelipat amal 1000

    bulan, dapat dipahami karena isi surat itu

    mengandung penggerak kemajuan yang tidak ada habis-

    habisnya. Isinya sebagai berikut:

    1. Bacalah, terhadap sifat-sifat (nama)

    Penguasamu yang telah menciptakan.
    2. Dia telah menciptakan manusia dari segumpal

    darah.
    3. Bacalah dan (Niscaya kau dapatkan) Penguasamu

    zat yang Maha Pemurah.
    4. Yang mengajar (manusia) dengan perantara

    kalam.
    5. Dia mengajarkan kepada manusia apa yang tidak

    diketahui.

    Nabi Muhammad adalah manusia yang tidak dapat

    membaca dan menulis, tidak mungkin Allah yang Maha

    Tahu memerintah apa yang tidak dapat dilakukan,

    dengan demikian membaca disana harus diartikan

    mengamati, melakukan penelitian terhadap sifat-sifat

    penguasamu dalam hal itu adalah Allah lewat semua

    ciptaannya, lebih simpelnya, iqro’ adalah perintah

    meneliti terhadap lingkungan alam, manusia dan

    Allah. Dengan penelitian itu akan diketahui bahwa

    Allah menciptakan manusia dari segumpal darah,

    mengetahui kemurahan Allah, tidak bersifat dogma

    melainkan lewat analisis Rasional (Penelitian).

    Ayat 3 surat al Qodar kembali ditegaskan perintah

    untuk melakukan penelitian terhadap Alam, dengan

    penelitian itu akan terkuak bahwa alam ini

    mengandung limpahan rizki yang melimpah ruah dari

    Allah, bahwa Allah yang maha pemurah akan terkuak

    apabila kita meneliti Alam. Hasil penelitian kita

    akan alam terbukti meningkatkan kesejahteraan

    manusia, kemudahan mendapatkan bahan pangan,

    mineral, minyak bumi, gas alam, dan sebagainya.

    Ayat 4 dan 5, Allah mengajarkan manusia tentang

    pena, alat tulis, alat menyimpan data. Allah

    mengajarkan budaya tulis, yang sebelumnya manusia

    hanya mengandalkan ingatan dan lisan. Budaya tulis

    adalah batas peradaban sejarah manusia yang

    mengubahnya dari zaman pra sejarah, budaya tulislah

    yang mengubah wajah dunia. Penelitian, budaya

    tulis/menyimpan data dan teknologi alat penyimpannya

    adalah kemurahan Allah yang berlimpah ruah. Allah

    mengajarkan manusia tentang alat menyimpan data

    sehingga dengan alat itu akan diketahui apa-apa yang

    sebelumnya sulit diketahui manusia karena

    terbatasnya memori otak. Bila jaman dahulu otak

    digunakan untuk merekam data sehingga tidak ada

    kesempatan mengembangkan data, dengan adanya alat

    penyimpan data manusia dapat mendalami,

    mengembangkan penelitiannya tentang sesuatu lebih

    dalam sehingga menemukan yang sebelumnya tidak

    diketahui. Komputer, Harddisk, Flashdisk, dengan

    kapasitas penyimpanan yang luar biasa akan

    menjadikan manusia mengetahui apa yang belum

    diketahuinya, dengan melanjutkan penelitian orang-

    orang terdahulu.

    Kesimpulannya surat al-Alaq ayat 1-5 mengajarkan

    manusia tentang :

    1. PENELITIAN YANG BERMANFAAT ATAS NAMA TUHAN

    2. MENELITI MANUSIA DAN ALAM UNTUK KESEJAHTERAAN

    MANUSIA

    3. MENGGUNAKAN ALAT PENYIMPAN DATA UNTUK

    PENGEMBANGAN PENELITIAN

    Kemampuan, kecepatan gerak orang yang mengetahui

    sifat alam dengan yang tidak mengetahui dalam

    mempotensikan sumber daya alam perbandingannya bisa

    1 : 30.000 baik secara kuantitas dan kualitas, kita

    dapat mengambil contoh, orang Islam pedalaman yang

    tidak mengenal teknologi elektronik berkeinginan

    menyampaikan ayat kursi kepada penduduk Indonesia

    yang berjumlah 180.000.000, bila sehari ia

    menyampaikan pada 1000 orang, niscaya jumlah itu

    dapat ditempuh selama 180.000 hari = 6.000 bulan =

    500 tahun, bagi mereka yang mengenal pengetahuan dan

    menggunakan teknologi televisi akan dapat dicapai 1

    jam atau 1 hari atau paling lama hanya 1 bulan,

    perbandingan orang yang mengetahui dengan yang tidak

    mengetahui teknologi, 1 : 6.000 bulan.

    Dalam berperang misalnya, orang yang tidak

    menggunakan teknologi membunuh 300 ribu musuhnya

    dengan pedang 1 hari 10 orang, bisa memakan waktu

    seribu bulan. Tapi dengan teknologi senjata api,

    bom, nuklir bisa hanya dalam waktu yang relatif

    singkat musuh sudah dapat dikalahkan. Demikian juga

    pada berbagai bidang aktivitas kehidupan,

    pengobatan, pendidikan, transportasi, komunikasi,

    orang yang mengenal lingkungannya lebih berkualitas

    dibandingkan dengan mereka yang tidak mengetahui.

    Beberapa hadist banyak disebutkan, bahwa derajat

    ilmuwan dengan para ahli ibadah seperti cahaya bulan

    dengan bintang.

    Dengan mempelajari surat Al Alaq, umat Islam akan

    dapat mengalahkan kualitas amaliah yang dilakukan

    oleh umat terdahulu walaupun secara usia dan

    semangat lebih tinggi dari umat Islam terdahulu.

    Keliru besar orang yang ingin mendapatkan derajad

    1000 bulan dengan menunggu pada bulan Ramadhan

    akhir, langkah yang tepat bila ingin mendapatkan

    derajad 1000 bulan ialah mengkaji terus realitas

    alam di sekitar kita dari hasil pengetahuan tersebut

    kita terapkan untuk pemecahan masalah sosial, dengan

    demikian derajad 1000 bulan tidak hanya pada bulan

    puasa saja, melainkan pada bulan-bulan lainnya dan

    tidak hanya diperoleh oleh umat Islam saja,

    melainkan orang di luar Islam juga berhak menyandang

    derajad 1000 bulan bila mengkaji dan mengetrapkan

    lingkungan alam. Kenyataan ini dapat dibuktikan

    dengan kebesaran Rusia, Amerika dan negara-negara

    Eropa dibandingkan dengan umat Islam dalam masalah

    teknologi.

    Dari pemikiran ini, kami menyimpulkan bahwa I’tikaf

    yang dilakukan oleh Nabi pada bulan Ramadhan, tidak

    dalam rangka mendapatkan derajad 1000 bulan

    melainkan sebagai perwujudan rasa syukur atau

    mengenang sejarah besar tentang turunnya al-Qur’an

    atau bulan ini dipandang oleh Nabi sebagai bulan

    yang efektif ditinjau dari suasana sosial dan psikis

    untuk melakukan iqro’.

    *** Tulisan ini adalah buah pikiran seorang Ulama’

    Besar, dari Surabaya – Jawa Timur, yang kami edit

    untuk posting. Purwo P.

  6. Lailatul Qodar adalah kemahakuasaan Allah yang akan diberikan kepada hambanya yang dikehendaki. Sebagai hamba hendaknya kita berusaha semaksimal mungkin untuk mengisi dan menghiasi romadlon dengan aktifitas-aktifitas ibadah. Dengan begitu mudah-mudahan kita termasuk orang yang dikehendaki Allah mendapatkan keagungan lailatul qodar. Amin ya robbal ‘alamin…

  7. Pada malam-malam ganjil kita sebisa mungkin mengurangi kegiatan duniawi kita, baik itu rutinitas wajib maupun kegiatan keseharian dalam keluarga. Misalnya menonton televisi selepas tarawih, sosialisasi bertetangga bahkan mungkin jadwal campur dengan istri atau suami. Karena hal yang demikian itu sekalipun ada sunnahnya tetap akan mengurangi itikob kita kepada Allah. dari Ibnu di : http://www.miftahulkhoir.co.cc

  8. Perwujudan itu mulai dirasakan dalam hati, artinya segala sesuatu yang akan diterima sesuai dengan amal kebaikan kita terhadap diri sendiri, sesama dan Allah SWT.
    Lailatull Qadar pun demikian.
    Bersyukur dan berusaha adalah jalan yang terbaik menuju pintu ampunan.
    Selamat atas perwujudan dan keikhlasan hati.

  9. Allah sengaja menyembunyikan malam Lailatul Qodar, agar kita senantiasa untuk selalu istiqomah melaksanakan ibadah dan kebaikan yang lain khususnya di bulan Ramadhan, jika itu kita laksanakan insya Allah kita akan menemuai malam yang penuh keutamaan itu.
    jadi kurang pas kalau kita hanya menduga duga waktu yang kira-kira dianggap malam Lailatul Qodar untuk melakukan kebaikan, jika demikian kemungkinan lepas sangat besar.
    Jadi mari kita sambut malam kemuliaan tersebut dari awal sampai akhir Ramadhan, mudah-mudahan kita semua bisa mendapatkan dari kebaikan malam tersebut sebagaimana janji Allah Amiiin.

  10. klo boleh tau perbuatan zinah di bln rahmadhan bersama pcr saya hukumnya apa? berdosa kah jika di lakukan… apakah klo bertoubat pasti diterima pada Allah SWT,hal apa yg saya harus lakukan jika melakukan perbuatan demikian.tobat apa yg harus saya lakukan untuk menebus dosa2 & hukuman apa harus saya terima, yg pernah saya perbuat…

    thx

  11. Sy sngt stju dgn pndpt anda,lw mlm 1000 bln it g bsa d liat dgn mt telanjang.mlm it rus d liat dgn mt btn,coz hnya ornk2 yg d bukakan hizab’y yg dpt menerima mlm 1000 bln tsb.

  12. subhanallah walhamdulillah wala ila ha ilallah wallahuakbar. sebagai manusia biasa kita sekedar berikhtiar memperolehnya, bukankan persoalan pahala atau imbalan atas sebuah ibadah itu kewenangan tertinggi pada Allah semata. kita tak bisa buat-buat bahwa si x dapat atau si y menemui malam itu. dapat melihat tanda-tandanya saja sudah syukur, apalagi bisa menggapai malam penuh limpahan rahmad dan maghfiroh-Nya. Selamat!

  13. Menarik sekali bicara malam lailatul qodr, setiap orang ingin mendapatkannya utamanya pada bulan ramadhan ini. Dlm surat al qodr ayat 1 “sungguh Kami telah menurunkannya di malam kemuliaan”, maksudnya bahwa Allah SWT telah menurunkan Al Qur’an pada malam yang sangat mulia. Bahwa pada malam itu Allah telah memberi manusia suatu kriterium atau ukuran tentang kebenaran yaitu Al Qur’an, dan fungsi Al Qur’an adalah hudan linnasi wabayyinatim minal huda wal furqon, al qur’an yang terdiri dari 30 juz itu merupakan petunjuk bagi manusia yang beriman maupun yang tidak beriman. Pada malam ini Allah telah mengikrarkan dan memproklamirkan undang2 dan aturan2 yang diwahyukan kepada rasulullah Muhammad saw sebagai utusan dan rasul yang terakhir. Dan juga sebagai undang2 pelurus terhadap undang2 yang telah diberikan oleh Allah kepada para nabi dan rasul sebelum nabi Muhammad saw, karena kenyataannya bahwa undang2 yang dibawah oleh para nabi dan rasul sebelum Muhammad saw itu sudah banyak diselewengkan oleh para pengikutnya, maka Al qur”an adalah sebagai koreksi total terhadap apa2 yang diberikan oleh Allah kepada para nabi dan rasul sebelum Muhammad saw.
    Maka apabila manusia dapat berpegang teguh pada undang@ al quran maka ia akan beroleh kenikmatan, kemaslahatan dan kesejahteraan dunia dan akherat.
    Begitu tingginya nilai kenikmatan tersebut sehingga Allah menjajikan kemiliaan 1000 bulan, artinya kenikmatan yang tak terhingga… tak terbatas…. subhanallah.
    Apabila dalam bulan ramadhan yang di dlmnya diturunkan Al qur’an ini benar2 kita baca, kita telaah, kita hayati dan kita wujudkan dalam kehidupan sehari hari dengan istiqomah, insya Allah dan pasti, itulah hakekat mailatul qodr, dan kita dapat kemuliaan tak terhingga di sisi Allah SWT. Demikian jika ini benar semata dari Allah SWT, namun jika salah ini dari saya sendiri dan semoga Allah senantiasa mengampuni dosa2 saya. semoga.

  14. 1000 kali lipat bulan ?
    cahayanya ……. ?
    lamanya …….?
    rasanya ……. ?
    atau apanya lagi ?
    mohon kajian lanjut seperti “purwo p” di atas, salaut buat kajian baru.

    Guru kami pernah menuntun meuju lailatul qodr di malam romadlon,
    yang kami peroleh sekarang bahkan lebih mulia dari 1000 kali lipat sebelumnya.
    kami di ajari membaca isi al qur’an. huruf per huruf, kata demi kata, kalimat demi kalimat.
    dan alkamdulillah hidup ini lebih indah.

  15. Lailatul kodar 2010 News

    Menurut Ulama’ Khos dari pesantren Hifdzil Qur’an Al-Muawanah Duren seribu kec bojong sari Depok,Lailatul kodar jatuh pada malam 27 Ramadhan,isi lailatul kodar adalah tentang Zakat.artinya orang yang sudah kewajiban mengeluarkan zakat tapi tidak mengeluarkannya maka menurut al-qur’an orang itu dianggap Murtad,…………

    lihat cerita zaman sahabat yang tidak mengeluarkan zakat sahabat memeranginya karena itu dianggap kafir {Murtad}Ttd Ustadz Zainur Rofiqin Kalimulya Depok

Tinggalkan Balasan ke ang Batalkan balasan